Muhammad: Lelaki Penggenggam Hujan Audiobook By Tasaro GK cover art

Muhammad: Lelaki Penggenggam Hujan

Muhammad 1

Preview
Try for $0.00
Prime logo Prime members: New to Audible?
Get 2 free audiobooks during trial.
Pick 1 audiobook a month from our unmatched collection.
Listen all you want to thousands of included audiobooks, Originals, and podcasts.
Access exclusive sales and deals.
Premium Plus auto-renews for $14.95/mo after 30 days. Cancel anytime.

Muhammad: Lelaki Penggenggam Hujan

By: Tasaro GK
Narrated by: Triyuh Hendra
Try for $0.00

$14.95/month after 30 days. Cancel anytime.

Buy for $6.29

Buy for $6.29

Confirm purchase
Pay using card ending in
By confirming your purchase, you agree to Audible's Conditions of Use, License, and Amazon's Privacy Notice. Taxes where applicable.
Cancel

About this listen

"Jadi, dia telah wafat?"

"Aku bahkan rasanya masih tidak percaya."

"Berarti sia-sia apa yang kujalani selama bertahun-tahun ini. Aku tidak akan pernah menemuinya."

Dua laki-laki menjadi siluet berlatar belakang langit sore yang oranye. Kashva melipat kaki dengan tatapan memancang bumi. Putus asa. Sang Pemindai Surga sedang tidak bahagia. Cukup lama sampai memejam kemudian. Ketika matanya terbuka, tampaklah tatapan yang memancarkan keteguhan, ketabahan, dan kematangan. Seolah-olah, pengalaman hidup menyiapkan dirinya untuk selalu siap menjawab setiap pertanyaan.

Kini, wajahnya tampak pasrah ketika jubahnya menyapu tanah. Menyamakan warna di antara keduanya. Ujung-ujung rambut sebahunya berkali-kali diayun angin gurun.

Bar Nasha, lelaki kedua, berdiri dengan kepala mendongak. Lelaki muda yang tengah tak biasa kesan wajahnya. Tersenyum dengan cara yang sungguh aneh. Senyum yang tidak gembira.

Kashva menoleh, sedikit mendongak, mencari wajah kawan seperjalanannya, "Beberapa tahun ini, apa saja yang sudah kulewatkan?" Senyumnya mengambang.

Bar membalas tatapannya, "Segala kisah yang melahirkan sebuah peradaban besar. Sesuatu yang akan terus ditulis hingga ribuan tahun ke depan." Dua mata Bar seolah melebar, menambah kesungguhan pada kalimatnya. Mata itu seperti milik anak-anak. Lugu tanpa pengalaman yang cukup.

Kashva melirik. Bukan itu maksudku, Bar Nasha.

"Begitu rupa?"

"Engkau menghilang bertahun-tahun, Kawan. Banyak yang telah terjadi."

Please note: This audiobook is in Indonesian.

©2022 Storyside (P)2022 Storyside
Historical Fiction
adbl_web_global_use_to_activate_T1_webcro805_stickypopup
No reviews yet